Logo Sekolah

Berita

Beranda > Berita

Selsa Alfira, Siswi SMA Negeri 1 Menggala, Terpilih dalam Lomba Nasional Puisi "Nestapa Membatu"

Created by Admin | October 14 2024

Lampung – Selsa Alfira, seorang siswi SMA Negeri 1 Menggala, kembali menunjukkan prestasinya di kancah nasional. Dalam ajang lomba menulis puisi yang diadakan oleh PT Bara Pustaka Group, Selsa berhasil terpilih sebagai salah satu penulis terbaik di antara 1.307 peserta dari seluruh Indonesia.

Puisi berjudul "Nestapa Membatu" yang ditulis oleh Selsa mampu memikat hati dewan juri dengan gaya bahasa yang kuat dan sarat emosi. Dengan puisi "Nestapa Membatu", Selsa menggambarkan tema kesedihan dan kekuatan hati yang dipenuhi dengan kedalaman makna. Dewan juri memberikan apresiasi tinggi atas kemampuannya menyampaikan pesan melalui diksi yang sederhana namun menggugah.

"Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk menunjukkan kemampuan menulis di tingkat nasional. Saya sangat bersyukur bisa terpilih di antara begitu banyak peserta berbakat," ujar Selsa.

Prestasi ini menambah daftar pencapaian gemilang Selsa dalam bidang sastra, dan diharapkan dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk lebih aktif berkreasi dan berpartisipasi dalam dunia sastra.

NESTAPA MEMBATU

(Karya : Selsa Alfira) 

Nestapa tak berbekas di kulit

Namun di jiwa terus menggeliat;

Bukan darah yang jatuh menitik

Melainkan bayang, berat, tak terikat

 

Sakit diam, sepi bersuara

Menggema di antara doa-doa yang sia-sia,

Setiap tawa hanyalah topeng lusuh

Air mata menetes dalam, tanpa usul, tanpa rusuh

 

Luka ini belati di gelap malam,

Menusuk tanpa ampun, tanpa henti, tanpa salam

Psikologi jiwa bagai kabut labirin,

Langkahku tersesat, mengelam,

tak lagi terpimpin

 

Siapa yang mampu memeluk kekosongan ini?

Saat jiwa adalah cangkang yang terhimpit sunyi,

Aku serpihan, beterbangan tak tentu arah,

Di antara ingatan yang hancur, berderai tanpa sudah

 

Terkadang tawa jadi perban sementara,

Tapi siapa tahu luka di balik canda?

Di bawah mata yang letih, di bawah senyum yang tak berseri,

Ada kekosongan yang menjerit, meronta tanpa kendali

 

Nestapa hidup di sudut sunyi,

Bertarung dengan kata yang terpisah, mati

Namun aku terus melangkah, meski retak,

Karena retakanlah tempat cahaya tumbuh, pekat, menjejak

Menggala, 29 September 2024


Beranda

Menu

Info

Kontak